Selamat Hari Bumi : Kita Jaga Hutan, Hutan Jaga Kita


Berbicara mengenai hutan tentulah banyak yang terbesit dalam pikiran kita. Banyak manfaat yang tentunya sangat amat kita butuhkan dengan adanya hutan tersebut. Rasanya sebagian besar kehidupan kita sangat berhubungan erat dengan hutan. Bagaimana tidak, dari hutan kita memperoleh oksigen, hutan juga menjadi pondasi bagi penjagaan ekosistem, menjadi penopang elemen kehidupan di bumi yang memberikan makhluk hidup sumber pangan, membuat udara terasa sejuk dan menjadi nyaman untuk kita tinggali, mampu membantu kita terhindari dari bencana banjir, tanah longsor, dan tentunya masih banyak lagi manfaat lainnya bagi kita. Tanpa terkecuali adanya kesinambungan hutan dengan perubahan iklim. 

Nah, pas banget kemarin tepatnya tanggal hari rabu, 14 April kemarin kami bersama teman-teman dari Eco Blogger Squat X WALHI X LTKL X HII X BPN mengadakan virtual gathering dalam rangka menyambut hari Hari Bumi pada 22 April mendatang. Dalam moment gathering via zoom tersebut kami menyoroti "Hutan Indonesia sebagai salah satu solusi dalam mitigasi perubahan iklim". Dalam gathering kemarin banyak hal yang dapat saya pelajari apalagi karena bisa bertemu dengan para pemateri yang hebat-hebat tentunya menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi saya pribadi. Mas Yuyun Harmono selaku Manager Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Mbak Gita Syahrani selaku Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) serta Kak Cristian Natali selaku Manager Program Hutan Itu Indonesia ((HII). 

Krisis iklim yang sedang melanda saat ini membuat kita semakin gencar untuk menggalakkannya apalagi peran kita sebagai salah satu komunitas adalah untuk saling berbagi dan turut berperan serta dalam mendukung suapaya hutan tetap lestari. Kita sendiri selaku Blogger tentunya adalah menggalakkan dengan cara menyebarkan pesan positif kepada teman-teman sekalian maupun masyarakat luas melalui jejaring sosial. 

Berbicara mengenai krisis iklim dan transisi berkeadilan. Kondisi iklim yang terjadi saat ini sangat berpengaruh dari tingkah laku kita sebagai manusia. Apa yang kita lakukan memberikan dampak bukan hanya untuk kita pribadi tapi akan memberikan pengaruh juga bagi lingkungan. Kondisi bumi kita saat ini sudah naik 1,5°C rata-rata perubahan suhu Indonesia. 


Dampak Pemanasan Global
Sumber : www.walhi.or.id 

Biodiversitas / ekosistem sendiri dengan terbatasinya pemanasan hingga 1,5°C tentunya akan memberikan dampak yang sangat signifikan dalam mengurangi resiko dampak yang ditimbulkan oleh iklim terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem. Terancamnya kelangkaan air pun akan menghantui kita jika semakin menjadi-jadinya pengaruh pemanasan global. Tidak hanya itu saja, kegagalan panen yang bisa mengakibatkan kekurangan bahan pangan bahkan kesehatan pun akan berpengaruh akibat pemanasan global. 

Banyak pesan, kesan yang tidak bisa dilupakan begitu saja dalam pembahasan kemarin. Apalagi jika membahas mengenai hutan Indonesia. Indonesia tentunya sudah terkenal dengan kayanya hutan-hutan tropis lengkap dengan beragam hayati yang patut menjadi salah satu hal yang patut kita syukuri karena diberikan berkah yang sangat penting dan luar biasa tersebut. Akan tetapi kondisi hutan kita sudah mengalami banyak perubahan. Ini tidak lain dan tidak bukan juga karena ekspoitasi hutan yang berlebihan. Padahal makhluk hidup bergantung banyak pada hutan.  

Cuaca ekstrim bahkan terjadi dalam waktu belakangan ini. Banyak bencana alam yang sedang melanda diberbagai daerah di Indonesia. Sadar atau pun tidak sadar hutan mampu mempengaruhi perubahan iklim. Semakin baik kondisi hutan kita, semakin baik juga manfaat yang akan kita dapatkan. Hutan dan iklim memiliki kaitan yang satu dengan yang lain. 

Data yang dihimpun oleh WALHI mengatakan bahwa 6 - 10 bencana yang terjadi di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi (bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya). Dimana banjir, tanah longsor, angin puting beliung mendominasi bencana. 

Dalam upaya melakukan mitigasi perubahan iklim, kita pun juga tidak bisa mengenyampingkan mengenai prinsip energi berkeadilan yang mana : 

  1. Menyediakan akses energi untuk semua sebagai hak dasar manusia, 
  2. Aman terhadap iklim dan berdasarkan pada teknologi yang tersedia di lokal dan memberikan dampak rendah, 
  3. Di bawah kontrol langsung oleh publik dan dan diatur untuk kepentingan publik, 
  4. Memastikan hak-hak pekerja sektor energi, 
  5. Memastikan hak free, prior and informed consent bagi masyarakat yang terkena dampak, 
  6. Berskala kecil dan terdesentralisasi, 
  7. Memastikan penggunaan energi yang adil dan seimbang serta meminimalkan limbah energi.
Transisi berkeadilan berarti juga kedaulatan pangan dan melindungi hutan dan keanekaragaman hayati. Salah satu desa yang bernama Desa Silit yang berada di kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Mereka mendeklarasikan desanya sebagai desa mandiri energi. Meskipun mereka belum mendapatkan pengakuan hutan adat, tetapi cara mereka dalam memanfaatkan hutan sudah sangat baik. Memanfaat hutan tetap lestari, mengolah produk non kayu serta menjamin ketersedian sumber air yang mereka manfaatkan juga sebagai pembangkit listrik tenaga air yang dibuat secara gotong royong. 

Tidak hanya itu saja, hutan yang menjadi hal dasar yang fundamental bagi kehidupan kita pun memiliki banyak yang hal yang tentunya baik jika kita pun menggunakannya dengan tidak berlebihan. Tanah dan air yang bagus memberikan efek yang bagus bagi kita. Tanpa itu semua kita tidak mampu untuk bertahan. Maka dari itu kita dituntut untuk bijak dalam penggunaan bahan. Jangan sampai membuat kita terlena sesaat. Saat ini mungkin masih terasa baik-baik saja. Tapi coba juga kita fikirkan bagaimana masa depan penerus bangsa kita nanti jika saat ini kita tidak mencoba untuk mencegahnya. 

Saat ini kita memang sedang terpuruk dengan adanya pandemi Covid-19. Akan tetapi, kita pun juga tidak bisa terus berpangkutangan dan hanya diam saja. Bumi mungkin baik-baik saja tanpa kita. Bahkan selama pandemi bisa dikatakan adalah waktu istirahat bagi bumi. Jauh dari polusi, udara sehat dan banyak hal baik lainnya yang tanpa kita sadari bahwa kitalah yang membutuhkan bumi bukan sebaliknya. 

Kesinambungan antara masyarakat urban dan pedesaan adalah jika masyarakat pedesaan memiliki bahan mentah maka tugas masyarakat urban membantu bagaimana caranya agar bahan mentah mampu memberikan nilai ekonomi yang tentunya lebih tinggi dari pada hanya menjual bahan mentahnya saja yang tentunya tanpa mengenyampingkan kewajiban kita untuk tetap menjaga kelestarian hutan.

Dari hutan kita sendiri pun sudah memberikan banyak hal yang bahkan oleh dunia pun dilirik loh. Seperti madu alam, jahe, kunyit, daun kelor, tengkawang, minyak kelapa, kopi serta Pandanus conoideus yang merupakan buah merah yang banyak tumbuh di wilayah Papua. Potensi lain yang dihasilkan oleh hutan Indonesia ada juga jernang, kemenyan, cendana, damar, minyak kayu putih, pegagan, minyak keruing dan masih banyak lagi lainnya. 


Berbicara mengenai produk ramah lingkungan tentunya juga kita tetap harus menjaga potensi alam, petani / pekebun pekerjanya pun tetap sejahtera, yang tentunya juga tetap bertanggung jawab dalam penggunaan energi dan limbahnya. Jadi bukan hanya cintai produk asli kita tapi juga tetap cinta alam yang sudah memberikan kita semuanya. 

Mungkin masih ada yang bertanya-tanya apa memang iya kalau hutan Indonesia sebagai salah satu solusi dalam mitigasi perubahan iklim? Jawabannya adalah benar. Karena hutan kita adalah salah satu aset yang terbesar. Adanya pohon, mampu menyerap karbon dioksida dan adanya keragaman hayati serta mampu mengurangi emisi GRK. 

HII merupakan suatu wadah yang didalamnya memiliki menggalakan kampanye positif untuk hutan Indonesia dengan visinya hutan menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia yang hidup harmonis bersamanya. 


Dengan adanya kampanye ini besar harapan adanya kesadaran masyarakat luas mengenai keadaan lingkungan sekitar. Karena kita tidak bisa bergerak hanya dari segelintir orang saja. Alangkah sangat baiknya jika masyarakat luas kita melek akan keadaan hutan saat ini. Apalagi dengan banyaknya bencana alam yang akhir-akhir ini sering melanda negara kita. Seperti salah satu ini materi yang disampaikan oleh Kak Tian, mendekatkan hutan menumbuhkan cinta. Mana ada yang langsung jatuh cinta tanpa adanya pendekatan bukan. Bahkan dari banyaknya manfaat yang sudah diberikan hutan untuk kita masa iya kita tidak mau mencintainya sedemikian rupa. 

Tentunya kita masih ingin dimasa depan, anak cucu kita masih menikmati kekayaan hutan yang seperti sekarang ini. Berharap juga bahwa kedepannya hutan Indonesia tetap menjadi salah satu paru-paru dunia yang selalu kita banggakan. Masa depan hutan Indonesia bergantung dari apa yang kita lakukan saat ini. Yang harus kita garis bawahi adalah, pohon bisa hidup tanpa kita manusia, tapi kita sebagai makhluk hidup tidak bisa bertaham hidup tanpa adanya hutan. 

Jadi, mari kita sama-sama menjaga, bersama-sama melestarikan serta terus meningkatkan kesadaran akan masalah pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dan mempertahankan posisi kita yang dikenal oleh dunia sebagai paru-paru dunia. Kita bangga hutan Indonesia, kita cinta pohon Indonesia. Selamat hari bumi indonesia ku, tetap jaga kami selalu.  

Posting Komentar

8 Komentar

  1. Terima kasih untuk remindernya mbak, aku termasuk manusia yang suka lupa dengan kewajiban menjaga hutan. Beruntung sekarang banyak rule yang memaksa untuk ingat, seperti harus bawa kantong belanja, tidak disediakan sedotan... hal-hal kecil ini kalau dibiasakan dan banyak yang menjalankan, pelan2 bisa menjaga bumi agar lebih sehat ya mbak.

    BalasHapus
  2. Apa kabar hutan kita? Huhuhu
    Menggunakan produk ramah lingkungan seperti produk hasil hutan kita harus tetap menjaga pemakaiannya sehingga bisa berkelanjutan sampai generasi selanjutnya

    BalasHapus
  3. Hutan memberikan kehidupan untuk kita, maka kitanya juga harus membiarkan hutan hidup sesuai dengan sunatullah nya. Yuk jaga kelestarian hutan, karena dia sumber kehidupan makhluk hidup

    BalasHapus
  4. Hutan Indonesia itu sangat luas dan beragam ya, Mbak. Dari hutan, kita bisa mendapatkan banyak manfaat. Asalkan bijak. kapan bablas, maka hutan marah, dan tak bisa membantu lagi, termasuk saat datang bencana.
    Makanya harus terus digalakkan program pelestarian hutan, agar hutan Indonesia terus terjaga dan lestari, agar terus bisa dinikmati anak cucu nanti.

    BalasHapus
  5. Aaaa hari ini ya hari bumi, bicara tentang hari bumi ini memang patut dibahas yaa mbak terutama generasi milenial, dimana mereka ini bisa turut berkampanye dengan teknologi digital. Tak hanya itu kebiasaan-kebiasaan baik dalam hal menjaga lingkungan pun kudu diterapkan mulai dari lingkungan sekitar.

    BalasHapus
  6. Baca postingan ini, aku jadi makin mantap untuk pilih produk yang ramah lingkungan. Sudah saatnya kita bijak berperilaku konsumtif yakni mengonsumsi benda-benda yang berasal dari alam secara tanggung jawab. Selain kopi, aku ingatnya kok jengkol sebagai produk hutan yang selalu bikin hati tertawan. Kita merawat hutan seperti kita merawat hidup kita sendiri. Mantap!

    BalasHapus
  7. Selamat Hari Bumi, semoga makin banyak pihak yang sadar dan peduli terhadap alam dan bumi tempat berpijak kita ini. Aamiin

    BalasHapus
  8. Selamat Hari Bumi kakak.
    Semoga pandemi ini membawa dampak positif ya bagi alam. Polusi berkurang, limbah terkendali fan udara sejuk kembali

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungan dan coret coret komentarnya ya ...